Indonesia terkenal dengan hasil rempah yang melimpah. Lada adalah salah satu rempah yang dihasilkan oleh tanah di Indonesia. Lada atau juga sering disebut merica atau sahang memiliki nama Latin Piper Albi Linn. Kini, salah satu jenis lada yang sedang banyak dicari adalah lada perdu. Lada perdu atau dinamakan merica putih merupakan jenis tanaman tak menjalar dan tak butuh tiang panjat. Jika Anda berminat menjadi pembudidaya lada perdu, ada baiknya mulai dari sekarang Anda mencari bibit lada perdu unggul.
Banyak keunggulan yang bisa diperoleh dari budidaya lada perdu. Selain memang lada ini memiliki nilai jual yang tinggi. Cara pembudidayaannya pun tak terlalu sulit. Atau bisa dibilang mudah. Lada jenis ini bisa ditanam di tempat sempit. Misalnya, poy ataupun polybag yang dapat Anda siapkan di halaman atau di pekarangan rumah.
Melalui bisnis budidaya lada perdu Anda bisa meraih untung. Sebab, bisnis pertanian tanaman bumbi ini tak akan mati. Tiap orang membutuhkan bumbu untuk memasak. Permintaan akan selalu ada. Jadi, untuk memulai bisnis lada perdu Anda tak perlu ragu lagi.
Perjalanan Kejayaan Lada
Selama berabad, bangsa Eropa gemar mencium aroma cengkeh, lada, dan pala. Kegemaran itu mengundang bangsa Portugis untuk melawat ke Nusantara pada abad ke-16. Pada masa itu, perburuan rempah membuat banyak pelaut melakukan perjalanan lintas benua.
Di Indonesia, pulau-pulau di kepualauan Maluku dan Maluku Utara menjadi sasaran dari pencarian itu. Iklim yang pas membikin tanaman rempah gampang tumbuh di Indonesia. Waktu itu, Nusantara menjadi penghasil sekaligus pemasok utama lada dunia. Paskokan rempah, khususnya lada, di Indonesia bahkan melebihi pencapaian India. India adalah negara asal lada.
Selama beberapa dekade, baik itu zaman sebelum Perand Dunia II atau setelah Perang Dunia II, kepulauan di Nusantara menjadi pemasok utama kebutuhan lada dunia. Sebagai penyuplai utama rempah bergelar”King of spice” Nusantara sangat disorot oleh pasar dunia. Waktu itu, produksinya bisa diperkiran mampu mencapai 80 % kebutuhan lada dunia.
Hal itu yang menyebabkan Vietnam belajar budidaya lada ke Indonesia pada tarikh 1986 – 1987. Peneliti senior yang menekuni lada, yaitu Pasril Wahid, mengaku mengingat ketika tiga peneliti Vietnam datang ke Indonesia tahun 1986. Penelitian itu dipimpun oleh Pam Van Dong. Waktu itu, Wahid menjabat sebagai Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Kementrian Pertanian. Dia mengaku, saat itu, para peneliti Vietnma belajar gigih tentang bagaimana membudidayakan dan mengembangkan lada.
Dua hal yang dipelajari Vietnam mengenai budidaya lada di Indonesia. Yang pertama adalah pemagaran kebun. Kedua adalah pembuatan selokan. Selain memang diterapkan pemakain bibit lada perdu unggu dan penggunaan pupuk yang berimbang sertam perawatan yang baik dan intensif.
Kegigihan Vietnam ini membuahkan hasi. Mereka berhasil menggeser posisi Indonesia sebagai penghasil lada terbesar di dunia. Menurut data yang dimiliki International Pepper Community (IPC), Vietnam mencatatkan produktivitas lada yang mencapai 2.280 kg per ha. Sedangkan Indonesia hanya 663,79 kg per ha.
Meski luas kebun lada di Indonesi mencapai 116.000 ha dan Vietnam hanya 57.000 ha, Indonesia masih kalah dalam hal produktivitas. Pergeseran penguasa lada dunia ini polanya sama. Kira-kira begini, negara yang lebih serius dan konsisten, maka dialah yang akan duduk di singgasana “penguasa” lada dunia.

Perawatan Lada Perdu
Sebenarnya tak terlalu susah untuk membudidayakan lada, terlebih itu lada perdu. Sebab, lada perdu lebih simpel dalam penanganan dan perwatannya. Lada perdu tak perlu rambatan buatan. Yang terpenting dari budidaya adalah keseriusan dalam merawat dan kekonsistenan yang dijaga ketat sehingga tak menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Bibit lada perdu adalah kuncinya. Semakin baik bibit, maka semakin bagus hasilnya. Namun, selain itu, Anda juga harus telaten merawat tanaman lada agar tumbuh dan berproduksi optimal.
Beberapa teknik perawatan lada perdu yang perlu Anda tahu adalah sebagi berikut:
Umumnya, perawatan lada perdu lebih mudah apabila dibandingkan dengan lada panjat jenis lain. Sebab, lada perdu tak butuh tiang panjat. Sehingga, Anda tak perlu melakukan perawatan yang tentu memakan tenaga, biaya, dan waktu pada tiang panjat lada.
Jadi, proses yang bisa Anda tempuh dalam merawat lada perdu lebih sederhana. Tak jauh beda dengan perawatan tanaman jenis lain.
- Penyiangan. Penyianagan dapat dilakukan pada gulma di sekitar batang dan tanaman tajuk.
- Perompesan bunga
- Perbaikan saluran drainase. Hal ini bertujuan agar saat musim hujan tiba, tak terjadi genangan air di area tumbuh lada perdu. Sebab, genangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Selain itu, genanagan air adalah sebab awal sumber patogen dan penyakit.
- Pemberian mulsa. Pemberian mulsa bertujuan untuk mempertahankan kelembaban tanah. Selain itu, pemberian mulsa juga dapat berguna sebagai pupuk organik dan dapat menekan pertumbuhan gulma
- Pemupukan. Hal ini sangat penting sebab dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Pupuk memenuhi nutrisi pada tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Tiap jenis pupuk, kondisi tanah, memiliki dosis pemberian yang berbeda-beda.
- Penanggulangan penyakit.
Jika Anda tertarik untuk ikut serta membudidayakan lada perdu, Vista Agro siap membantu menyediakan bibit lada perdu unggulan dan terpercaya. Bibit lada perdu unggul sangat berpengaruh pada hasil panen. Jika Anda berlokasi di sekitar Jogja, Anda bisa dapat langsung ke tempat kami di Dusun Rejek Lor, RT 02/ RW 24, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kami juga bisa dihubungi di nomor WhatsApp (WA): 082136461851
Komentar
Posting Komentar